Kitab penyucian jiwa mengupas secara tuntas hal yang berkaitan dengan hati, penyakit, obat, terapi dan pencegahan dari penyakit.di antara isinya adalah
Mengenal kondisi hati yang artinya hati merupakan inti dari diri seorang manusia. Dan, Allah Ta’ala sangat memperhatikan kondisi hati setiap hamba-Nya. Hati yang dijaga akan senantiasa memancarkan kekuatan iman, semakin tenang dengan melakukan kebaikan-kebaikan, terutama kala mendengarkan ayat-ayat Allah dikumandangkan.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal [8]: 2).
Terhadap hati orang yang beriman yang indikatornya bisa dilihat pada apa yang Allah firmankan di atas, Allah pun akan berikan anugerah ketenangan langsung dari sisi-Nya.
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka.” (QS: Al Fath [48]: 4).
Dengan kata lain, hati seorang Muslim akan semakin hidup dengan konsisten (istiqomah) dalam ketaatan semata kepada-Nya. Dan, jika itu berhasil dilakukan secara terus-menerus, insha Allah, kebahagiaan akan semakin nyata dalam kehidupannya. Akan tetapi, karena lemahnya iman, banyak di antara umat Islam yang abai terhadap masalah hati ini. Padahal, bahagia tidaknya setiap Muslim sangat bergantung pada kondisi hatinya.
Untuk itu, penting sekali setiap Muslim memahami masalah ini, karena jika tidak, bisa jadi hati yang amat penting ini justru terkontaminasi dengan sifat-sifat buruk yang membahayakan, yakni kemunafikan bahkan kekafiran. Rasulullah bersabda, “Hati itu ada empat macam; hati yang bersih yang di dalamnya terdapat semacam pelita yang bersinar, hati yang tertutup lagi terikat, hati yang berbalik, dan hati yang berlapis.” Hati yang bersih itu adalah hati orang Mukmin, dan pelita yang ada di dalamnya itu adalah cahayanya. Hati yang tertutup adalah hati orang kafir. Hati yang berbalik adalah hati orang munafik murni (tulen), ia mengetahui Islam lalu ingkar.
Sedangkan hati yang berlapis adalah hati orang yang di dalamnya terdapat iman dan kemunafikan. Perumpamaan iman di dalam hati itu adalah seperti sayur-sayuran yang disiram air bersih. Sedangkan perumpamaan kemunafikan dalam hati adalah seperti luka yang dilumuri nanah dan darah. Mana di antara keduanya (iman dan kemunafikan) yang mengalahkan yang lainnya, maka dialah yang mendominasi. (HR. Ahmad). Dari empat kriteria hati tersebut, sudah barang tentu kita harus memiliki hati yang bersih yang di dalamya terdapat pelita yang bersinar. Karena hati yang demikian yang bisa merasakan nikmat dan indahnya iman. Dan, selain itu adalah kondisi hati yang mesti kita waspadai.
Terhadap orang yang mengetahui kebenaran lalu mengingkarinya maka Allah akan cabut nikmat iman di dalam hatinya sehingga kehidupannya akan sangat jauh dari kebahagiaan dan kebenaran.
The book of purification of the soul thoroughly explores matters relating to the heart, disease, medicine, therapy and prevention of disease. Among its contents is
Knowing the condition of the heart which means the heart is the essence of a human being. And, Allah Ta'ala is very concerned about the condition of the heart of each of His servants. A heart that is guarded will always radiate the power of faith, be calmer by doing goodness, especially when listening to the verses of Allah are echoed.
"Verily those who believe are those whose hearts are called by the name of Allah, and when they recite their verses increase their faith (therefore), and only to the Lord do they trust." (Surat al-Anfal [8]: 2 ).
Against the hearts of believers whose indicators can be seen in what Allah said above, Allah will also give grace directly from His side.
"He is the one who has brought calm down to the hearts of the believers so that their faith increases in addition to their faith." (QS: Al Fath [48]: 4).
In other words, the heart of a Muslim will be more alive with consistency (istiqomah) in obedience to Him alone. And, if it is successfully carried out continuously, insha Allah, happiness will become more evident in his life. However, because of the weakness of faith, many of the Muslims were ignorant of this heart problem. In fact, happy or not every Muslim depends on the condition of his heart.
For this reason, it is very important for every Muslim to understand this problem, because if not, it could be that this very important heart is contaminated with harmful traits, namely hypocrisy and even disbelief. The Messenger of Allah said, "There are four kinds of heart; a clean heart in which there is a kind of shining lamp, a closed heart is bound, a heart that turns around, and a heart that is layered. A closed heart is the heart of an infidel. The heart that turns away is the heart of the hypocrite pure (pure), he knows Islam and reneges.
Whereas a layered heart is the heart of a person in which there is faith and hypocrisy. The parable of faith in the heart is like vegetables poured in clean water. While the parable of hypocrisy in the heart is like a wound covered with pus and blood. Which of the two (faith and hypocrisy) defeats the others, then he is the one who dominates. (Narrated by Ahmad). Of the four criteria of the heart, of course we must have a clean heart in which there are shining lamps. Because such a heart can feel the joy and beauty of faith. And, besides that is the condition of the heart that we must be aware of.
To those who know the truth then deny it, Allah will pull away the favors of faith in his heart so that his life will be very far from happiness and truth.